Minggu, 03 November 2013

tulisan 3

Pengusaha: Upah Tinggi, Buruh Bisa Diganti Mesin

  • Jumat, 1 November 2013 | 10:40 WIB
Demo Buruh di Cakung Ribuan buruh di Jakarta Timur dan Bekasi memadati jalan raya Bekasi Cakung menuju titik aksi yakni bunderan Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta, Kamis (31/10/2013).Kompas.com/Ummi Hadyah Saleh | ummi hadyah saleh
JAKARTA, KOMPAS.com -  Pengusaha mulai mencari langkah antisipasi untuk menghadapi  permintaan upah buruh yang terus naik. Salah satunya dengan mempersiapkan mesin sebagai pengganti buruh. Langkah ini dinilai akan menekan biaya operasional perusahaan.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Franky Sibarani mengatakan, jika upah buruh terus naik bukan tidak mungkin tenaga kerja di sektor industri makanan dan minuman bakal dikurangi dan menggantinya dengan mesin.

"Tentu lebih murah menggunakan mesin, sebagian besar perusahaan makanan dan minuman lebih banyak mencoba investasi untuk mesin," ujar Franky kepada tribunnews.com, Kamis (31/10/2013).
Franky menjelaskan, jika memakai tenaga mesin tentu akan mempermudah proses produksi makanan. "Tenaga mesin lebih enak, tinggal pencet tombol kanan kiri, monitoring juga mudah," ungkap Franky.
Franky menambahkan, awalnya pengusaha makanan minuman investasi mesin untuk produksi karena kenaikan upah buruh pada 2012 di semua provinsi. "Pengusaha Investasi mesin karena didorong oleh upah buruh naik pada 2012 dan awal 2013," jelas Franky.
Sumber : Tribunnews.com
Editor : Erlangga Djumena

Analisis       : menurut saya tentang artikel ini lebih bagus dilakukan dari pada membayar upah yang tinggi .Karena itu bisa menambah cost sehingga bisa menggakibatkan kerugian bagi perusahaan .Lebih baik sebagian buruh di phk dari pada perusahaan mengalami ke bangkruttan dan menyebabkan seluruh uruh di berentikan dari perusahaan dan menyebabkan angka pengangguran lebih bnyak dari pada perusahaan tetap mempertahankan tenaga buruh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar